Kata
pengantar
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt., karena dengan petunjuk dan ridhonya
kami dapat menyelesaikan makalah kimia yang akan dipresentasikan di kelas kami.
Makalah
ini disusun bersama rekan-rekan kami. Penyajian materi yang terdapat didalam
makalah ini dijelaskan secara rinci dan disertai contoh reaksi redoks
dilengkapi pula dengan ilustrasi untuk menambah wawasan siswa, kami juga
menyusun berbagai pembahasan didalam materi kami.
Harapan
kami makalah ini dapat dijadikan pelajaran dan pengetahuan untuk kami maupun
siswa yang ada dikelas kami dan dapat diterapkan dalam kehidupan siswa
sehari-hari .
Kami telah
berusaha menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya namun setiap manusia tak luput dari kesalahan oleh
karena itu jika terdapat kesalahan pada
makalah ini yang disebabkan kekhilafan kami, maka kami mohon maaf dari para
pembaca yang budiman , terimakasih.
Penulis
Daftar
Isi
Kata Pengantar
………………………………………….......2
Daftar Isi …………………………………………………... 3
Daftar Gambar ………………………………………………
Gambar 1.1 ……………………………………………….. 7
Gambar 1.2 ……………………………………………….. 7
Bab I Pendahuluan …………………………………………..
1.1 Latar Belakang ……………………………………4
1.2 Tujuan Penulis …...………………………………. 5
1.3 Rumusan Masalah …..…………………………… 5
Bab II Kajian Teori ...……………………………………….
2.1 Pengertian Reaksi Redoks..……………………….. 6
2.2 Peranan Reaksi Redoks …………………...………6
2.3 Proses Pencetakan Film Hitam Putih ……………..7
Bab III ………………………………………………………
3.1 Gambaran Bagan Alir/Cara Kerja…....……………9
Daftar Isi …………………………………………………... 3
Daftar Gambar ………………………………………………
Gambar 1.1 ……………………………………………….. 7
Gambar 1.2 ……………………………………………….. 7
Bab I Pendahuluan …………………………………………..
1.1 Latar Belakang ……………………………………4
1.2 Tujuan Penulis …...………………………………. 5
1.3 Rumusan Masalah …..…………………………… 5
Bab II Kajian Teori ...……………………………………….
2.1 Pengertian Reaksi Redoks..……………………….. 6
2.2 Peranan Reaksi Redoks …………………...………6
2.3 Proses Pencetakan Film Hitam Putih ……………..7
Bab III ………………………………………………………
3.1 Gambaran Bagan Alir/Cara Kerja…....……………9
3.2 Bagan Alir/Cara Kerja. ………………...…………11
Bab IV Penutup…………………………………….………
Kesimpulan …………………………………….……12
Daftar Pustaka ………………………………………13
Bab IV Penutup…………………………………….………
Kesimpulan …………………………………….……12
Daftar Pustaka ………………………………………13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Reaksi Redoks adalah reaksi yang didalamnya terjadi perpindahan elektron
secara berurutan dari suatu atom, ion, atau molekul ke atom, ion,atau molekul
lainnya, yang sesungguhnya terdiri atas dua reaksi yang berbeda , yaitu oksidasi (kehilangan elektron) dan reduksi
(memperoleh elektron). Reaksi ini
merupakan pasangan, sebab elektron yang hilang pada reaksi oksidasi sama dengan
elektron yang diperoleh pada reaksi reduksi.
Oksidasi : a.
Melepas Elektron
b. Mengikat Oksigen
c. Penaikan Bilangan Oksidasi
Reduksi : a.
Mengikat Elektron
b.
Melepas Oksigen
c.
Penurunan Bilangan Oksidasi
Oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron, pengikatan oksigen dan mengalami penaikan bilangan oksidasi.
Reduksi adalah reaksi pengikatan elektron, pelepasan oksigen dan mengalami penurunan bilangan oksidasi.
Baik oksidasi maupun reduksi
tidak dapat terjadi sendiri , harus keduanya . Ketika electron tersebut
hilang , sesuatu harus mendapatkannya . Sebagai contoh , reaksi terjadi antara logam seng dengan larutan tembaga (II)
sulfat dapat dinyatakan dalam persamaan reaksi berikut :
Zn(s)
+ CuSO4(aq) ——> ZnSO4(aq) + Cu(s)
Zn(s)
+ Cu2+ (aq) ——> Zn2+ (aq)
+ Cu(s) (persamaan ion bersih)
Sebenarnya,
reaksi keseluruhannya terdiri atas dua reaksi:
Zn(s)
——> Zn2+(aq) + 2e-
Cu2+(aq)
+ 2e- ——> Cu(s)
1.2 TUJUAN
Ø Untuk mengetahui pengertian dari proses
reduksi oksidasi.
Ø Untuk mengetahui proses reaksi redoks dalam
dunia fotografi.
Ø Untuk mengetahui reaksi yang terbentuk dalam
proses pencetakan film hitam-putih.
1.3 RUMUSAN MASALAH
Ø Apakah yang dimaksud dengan
proses reduksi oksidasi?
Ø Bagaimanakah proses reaksi
redoks dalam dunia fotografi?
Ø Apakah dengan pengetahuan
kimia kita dapat memperindah proses pencetakan hitam-putih?
BAB
II
KAJIAN
TEORI
2.1 PENGERTIAN REAKSI REDUKSI OKSIDASI
Reduksi
Oksidasi (Redoks) adalah suatu reaksi serah terima elektron dan reaksi
serah terima oksigen yang disertai perubahan bilangan oksidasi.
Fe2O3
Biloks
O = -2
2
(biloks Fe) + 3 (biloks O) = 0
2
(biloks Fe) + 3 (-2) = 0
Biloks Fe =
2.2 PERANAN REAKSI REDOKS DALAM DUNIA
FOTOGRAFI
Film
hitam putih maupun kertas foto mengandung partikel-partikel perak bromida, AgBr
yang tersebar pada lapisan tipis film/kertas foto. Apabila film / kertas foto terkena cahaya, akan terjadi reaksi :
AgBr → AgBr*
Tanda * menyatakan AgBr tereksitasi oleh cahaya. Apabila film yang telah digunakan dan terkena cahaya tersebut
dicuci dalam larutan pengembang (developer), akan terjadi reaksi :
2AgBr*(s) + C6H6O2(aq) → 2Ag(s) + 2HBr (aq) + C6H4O2 (aq)
Cairan pengembang C6H6O2 atau
disebut hidrokuinon, dalam hal ini bertindak sebagai zat pereduksi. Jadi dalam
reaksi itu terjadi proses reaksi redoks.
Oksidasi
: C6H6O2(aq) → C6H4O2 (aq) + 2H+(aq) + 2e-
Reduksi
: 2Ag+ + 2e- → 2Ag (s)
Di samping hidrokuinon , dalam larutan pengembang perlu ditambahkan metol
(N-metil-p-aminofenol sulfat).
Metol berfungsi sebagai zat superaditif, yang efeknya tidak dapat digantikan dengan memberikan jumlah yang
berlebih pada hidrokuinon yang sudah ada.
Metol ini bertindak sebagai zat pereduksi juga. Aktivitas hidrokuinon dapat dipacu dengan menambahkan sedikit
phenidone (1-phenyl-3-pyrazolidinone). Karena larutan
pengembang/ developer ini bekerja efektif pada lingkungan
basa, maka kita perlu mencampurkan
larutan potasium karbonat (atau sodium karbonat) sebagai aktivator untuk memperoleh
lingkungan basa dengan pH 9,5 - 10,5; larutan sodium sulfit, sebagai pengawet
dan potasium bromida sebagai restainer.
2.3 PROSES PENCETAKATAN
FILM HITAM-PUTIH
Proses penetralan
Setelah
film dicelupkan pada larutan pengembang, maka tahap berikutnya adalah tahap
penghentian reaksi sekaligus menetralkan sifat basa yang berasal dari larutan
pengembang. Caranya dengan mencelupkan kertas/film pada larutan asam asetat
yang telah diberi larutan sodium sulfat untuk mencegah adanya efek swelling.
pH larutan dijaga pada kondisi 4 - 5,5.
Proses fiksasi
Proses fiksasi
Proses fiksasi ini menggunakan cairan yang disebut fixer (sodium
tiosulfat), bertujuan melarutkan perak bromida yang tidak tereduksi menjadi
perak (kalau tidak dihilangkan, jika kertas
foto terkena cahaya, akan timbul bayangan hitam tambahan. Pada proses ini terjadi reaksi :
foto terkena cahaya, akan timbul bayangan hitam tambahan. Pada proses ini terjadi reaksi :
AgBr
+ 3 Na2S2O3 → Ag(S2O3)35- +
6Na+ + Br-
Proses pembilasan
Tahap
akhir setelah fixing adalah pembilasan dengan guyuran air
mengalir supaya terbentuk bayangan yang permanen. Proses pembilasan ini
bertujuan membuang kompleks perak tiosulfat dan ion tiosulfat. Jika ion
tiosulfat masih tertinggal pada film/kertas foto, maka zat ini akan bereaksi
dengan perak yang sudah terbentuk foto/gambar, sehingga bayangan foto akan
menjadi kecoklatan/kekuningan karena akan terbentuk noda-noda perak sulfida.
Jadi pembilasan dengan air yang mengalir itu sangat perlu supaya kualitas
foto/gambar menjadi prima.
S2O3 2- +
2 Ag → SO3 2- + Ag2S
Tentu
saja masih banyak keterampilan yang menunjang agar proses cuci cetak film hitam
putih menjadi lebih indah, apalagi bila ditunjang dengan pengetahuan kimia
untuk meramu zat pengembang/developer yang cocok dan mengontrol
proses-proses yang terjadi.
BAB III
CARA
KERJA
3.1. GAMBARAN BAGAN ALIR/CARA
KERJA
3.2. BAGAN ALIR/CARA KERJA
A. Tahapan Pembentukan Gambar/Foto
Pada proses cuci dan cetak
film hitam putih, ternyata ada reaksi kimia, yakni reaksi oksidasi dan reduksi.
Film hitam putih maupun kertas foto mengandung partikel-partikel perak bromida,
AgBr yang tersebar pada lapisan tipis film/kertas foto.
Pada teknik fotografi
konvensional atau hitam putih, digunakan sebuah film yang digunakan untuk
menghasilkan foto. Film foto merupakan emulsi perak bromide (AgBr) dalam
gelatin dengan tahapan-tahapan pembentukan gambar/foto seperti berikut:
a.
Proses
pengambilan gambar, yang dimaksudkan dalam hal ini adalah proses pemotretan
menggunakan kamera.
b.
Film foto
dikenakan cahaya. Dengan cara, film dipasang di bawah enlarger, lalu cahaya 100
watt dinyalakan. Akan tampak bayangan film itu di atas kertas.
Apabila film/kertas foto terkena cahaya, maka akan
terjadi reaksi :
AgBr → AgBr*
-
Tanda (*)
menyatakan AgBr tereksitasi oleh cahaya.
Kalau bayangan itu sudah tepat, maka
lampu yang digunakan untuk mengeksitasi AgBr, kertas diganti dengan kertas
cetak foto dan dinyalakan kembali lampu selama sekian detik.
c.
Film foto
yang sudah terkena cahaya, kemudian diletakkan dalam larutan pengembang (misal
metol, amidol atau hidrokuinon {C6H4(OH)2})
kemudian ganti celupkan ke dalam larutan stop batch untuk menghentikan reaksi
hingga menghasilkan butir perak bromida yang teraktifkan membentuk logam perak
bromida hitam. Apabila film yang telah digunakan dan terkena cahaya tersebut dicuci
dalam larutan pengembang (developer), akan terjadi reaksi :
2 AgBr *(s)
+ C6H6O2 (aq) → 2 Ag(s) + 2 HBr (aq) + C6H4O2
(aq)
Cairan pengembang C6H4O2
(hidrokuinon), dalam hal ini bertindak sebagai zat pereduksi. Jadi dalam reaksi
itu terjadi proses reaksi redoks.
Oksidasi :
C6H6O2
(aq) → C6H4O2 (aq) + 2 H+ + 2e-
Reduksi:
2 Ag+ + 2 e-
→2 Ag (s)
Disamping hidrokuinon, dalam larutan pengembang perlu ditambahkan metol
(N-metil-p-aminofenol sulfat). Metol berfungsi sebagai zat superaditif, yang
efeknya tidak dapat digantikan dengan memberikan jumlah yang berlebih pada
hidrokuinon yang sudah ada. Metol ini bertindak sebagai zat pereduksi juga.
Aktivitas hidrokuinon dapat dipacu dengan menambahkan sedikit phenidone
(1-phenyl-3-pyrazolidinone). Karena larutan pengembang/developer ini bekerja
efektif pada lingkungan basa, maka kita perlu mencampurkan larutan potasium
karbonat (atau sodium karbonat) sebagai aktivator untuk memperoleh lingkungan
basa dengan pH pH 9,5 - 10,5; larutan sodium sulfit, sebagai pengawet dan
potasium bromida sebagai restainer.
d. Butir-butir
yang tidak teraktifkan pada bagian yang tidak terkena cahaya tidak terpengaruh.
Hal ini menghasilkan bayangan foto. Butir-butir perak bromida yang tidak
teraktifkan dapat tereduksi menjadi logam perak hitam bila terkena cahaya.
bayangan film harus difiksasi. Hal ini menyebabkan logam perak hitam yang
dihasilkan dari pengembangan melekat pada film dan perak bromida dihilangkan
(dicuci). Senyawa yang dapat mengikat bayangan foto adalah natrium thiosulfat,
Na2(SO4)3. Thiosulfat
mudah diperoleh dengan mendidihkan larutan silfit dengan sulfur. Asam bebasnya
tidak stabil pada suhu biasa. Orang fotografi biasa menyebut hipo. Pada
proses pengikatan terjadi reaksi sebagai berikut : AgBr (s) larut dalam larutan
fikser terbentuk ion perak kompleks.
AgBr + 2S2O3 —–> [Ag(S2O3)2]2-
+ Br-
Dengan mereaksikan perak bromide dengan tiosulfat, maka menghasilkan
senyawa kompleks berupa ion ditiosulfatoperak (II) dan ion bromide. Ion
ditiosulfatoperak (II) dapat digunakan untuk proses mencetak gambar yang
diperoleh dengan metode fotografi.
e. Setelah film
dicelupkan pada larutan pengembang, maka tahap berikutnya adalah tahap
penghentian reaksi sekaligus menetralkan sifat basa yang berasal dari larutan
pengembang. Caranya dengan mencelupkan kertas/film pada larutan asam asetat
yang telah diberi larutan sodium sulfat untuk mencegah adanya efek swelling. pH
larutan dijaga pada kondisi 4 – 5,5.
f.
Selanjutnya
kertas foto itu dicelupkan pada larutan fixer, lalu kertas foto dibilas dengan
air mengalir. Jadilah sebuah foto yang indah, yang kualitasnya bergantung pada
lama pencahayaan, jauh dekatnya film dengan kertas foto, waktu pencelupan,
kualitas kertas foto, setelah memakai cairan, pembilasan, dan sebagainya,
termasuk keterampilan operatornya.
Proses fiksasi ini menggunakan cairan yang disebut fixer (sodium
tiosulfat), bertujuan melarutkan perak bromida yang tidak tereduksi menjadi
perak (kalau tidak dihilangkan, jika kertas foto terkena cahaya, akan timbul
bayangan hitam tambahan. Pada proses ini terjadi reaksi :
AgBr + 3 Na2S2O3→ [Ag(S2O3)
3]5- + 6 Na+ + Br-
g. Tahap akhir
setelah fixing adalah pembilasan dengan guyuran air mengalir supaya terbentuk
bayangan yang permanen. Proses pembilasan ini bertujuan membuang kompleks perak
tiosulfat dan ion tiosulfat. Jika ion tiosulfat masih tertinggal pada
film/kertas foto, maka zat ini akan bereaksi dengan perak yang sudah terbentuk
foto/gambar, sehingga bayangan foto akan menjadi kecoklatan/kekuningan karena
akan terbentuk noda-noda perak sulfida. Jadi pembilasan dengan air yang
mengalir itu sangat perlu supaya kualitas foto/gambar menjadi prima.
(S2O3)2-
+ 2 Ag → (SO3)2- + Ag2S
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Reaksi Redoks adalah reaksi yang didalamnya
terjadi perpindahan elektron secara berurutan dari suatu atom, ion, atau
molekul ke atom, ion, atau molekul lainnya, yang sesungguhnya terdiri atas dua
reaksi yang berbeda, yaitu oksidasi (kehilangan elektron) dan reduksi
(memperoleh elektron).
Oksidasi : a.
Melepas Elektron
b. Mengikat
Oksigen
c. Penaikan
Bilangan Oksidasi
Reduksi : a.
Mengikat Elektron
b.
Melepas Oksigen
c.
Penurunan Bilangan Oksidasi
Dalam dunia fotografi
terdapat reaksi redoks. Film hitam putih maupun kertas foto mengandung
partikel-partikel perak bromida, AgBr yang tersebar pada lapisan tipis
film/kertas foto.
Dalam
dunia fotografi ada beberapa larutan yang dipakai, yaitu:
a)
Cairan
pengembang C6H6O2 atau disebut
hidrokuinon, sebagai zat pereduksi
b)
Metol,
sebagai zat pereduksi
c) Larutan potasium karbonat
(atau sodium karbonat) sebagai aktivator untuk memperoleh lingkungan basa
dengan pH 9,5 - 10,5
d) Larutan sodium sulfit,
sebagai pengawet
e) Larutan potasium bromida
sebagai restainer.
Reaksi
redoks dalam dunia fotografi terjadi apabila kertas foto terkena cahaya dan
juga dalam proses fiksasi dan pembilasan.
a)
Dalam
proses fiksasi cairan fixer (sodium
tiosulfat) digunakan untuk melarutkan perak bromida yang tidak tereduksi
menjadi perak.
b)
Jika
kertas foto terkena cahaya akan terjadi reaksi :
AgBr → AgBr*
Tanda * menyatakan AgBr tereksitasi oleh cahaya.
Tanda * menyatakan AgBr tereksitasi oleh cahaya.
c) Dalam proses pembilasan
pembilasan dengan guyuran air mengalir supaya terbentuk bayangan yang permanen.
Proses ini bertujuan membuang kompleks perak tiosulfat dan ion tiosulfat. Jika
ion tiosulfat masih tertinggal pada film/kertas foto, maka zat ini akan
bereaksi dengan perak yang sudah terbentuk foto/gambar, sehingga bayangan foto
akan menjadi kecoklatan/kekuningan karena akan terbentuk noda-noda perak sulfida.
DAFTAR PUTAKA
Syukri,
S. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung
: Penerbit ITB
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung : Penerbit ITB
Sunardi. 2007. Kimia bilingual untuk SMA/MA Kelas X Semester 1 dan 2. Bandung: Yrama Widya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar